Sabtu, 19 Oktober 2019

makalah dasar dasar ilmu pendidikan/hakekat manusia dan hakekat pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
    A.    LATAR BELAKANG
Keberadaan manusia dari sejak lahir terus mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Manusia yang merupakan makhluk hidup dengan akal budi memiliki potensi untuk terus melakukan perkembangan. Sifat pengembangan manusia menunjukkan sisi dinamisnya, artinya perubahan terjadi terus menerus pada manusia. Salah satu pengembangan manusia, yaitu melalui pendidikan.
Melalui pendidikan, manusia berharap nilai-nilai kemanusiaan diwariskan serta terinternalisasi dalam watak dan kepribadian. Nilai-nilai kemanusiaan menjadi panutan manusia untuk hidup berdampingan dengan manusia lain. Upaya pendidikan melalui internalisasi nilai-nilai kemanusiaan menuntun untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia.
Setiap manusia dilahirkan dengan potensi untuk membedakan baik dan buruk serta potensi untuk berbuat baik dan buruk. Tanpa pendidikan, potensi buruk dalam diri manusia akan tetap berkembang, sementara potensi baik akan sulit berkembang. Bahkan pendidikan yang keliru pun akan berakibat potensi buruk pada diri manusia berkembang. Melalui pendidikan, diharapkan potensi baik dalam diri manusia berkembang, sementara potensi buruk ditekan agar tidak berkembang.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diartikan bahwa keberadaan manusia di muka bumi sangat erat hungannya dengan pendidikan, karena kebutuhan akan pendidikan menjadi satu hal yang tidak terelakkan pada fase sejarah peradaban manusia. Dalam pendidikan, pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religi.

    B.     RUMUSAN MASALAH
Makalah ini membahas pokok bahasan tentang :
1.    Apa itu hakekat manusia ?
2.    Apa itu manusia sebagai makhluk individu, sosial, etika, dan agama ?
3.    Apa itu hakekat pendidikan ?
4.    Pengertian pendidikan menurut pakar luar negeri dan dalam negeri ?
    C.     TUJUAN
1.      Dapat memahami hakekat manusia.
2.      Dapat memahami manusia sebagai makhluk individu, sosial, etika, dan agama.
3.      Dapat memahami hakekat pendidikan.
4.      Memahami pengertian pendidikan menurut pakar luar negeri dan dalam negeri.





















BAB II
PEMBAHASAN
    A.    Hakekat Manusia
manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing–masing dan untuk orang disekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.
Menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk individu, berarti mempunyai keperluan, kepentingan, atau cita-cita yang berbeda-beda dalam suatu hal. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial memiliki ciri-ciri hidup berkelompok, memiliki kemampuan berkomunikasi, kesamaan rasa, atau bekerja sama yang dirangkum dalam nilai-nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai kebersamaan, dan nilai berorganisasi. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan, supportive dan ekspresive. Dari fungsi-fungsi ini diharapkan bukan saja menjadi landasan, materi kegiatan dan bahkan pendekatan/proses-proses dalam merancang, mengoperasikan, mengevaluasi program pendidikan non formal.
Hakekat Manusia Adalah Sebagai Berikut:
1.      Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku zintelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
3.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
4.       Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
5.      Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
6.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
   B.     Manusia Sebagai Mahkluk Individu, Sosial, Etika, Dan Agama.
1.      Manusia sebagai makhluk individu
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia. Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hampir identik dengan tingkah laku masa.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam Kitab Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “.
Jika kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar kita, mereka memiliki unsur yang melekat padanya.
a.    Mahluk Tuhan Berdasarkan Unsur
1)   Makhluk Tuhan yang hanya memiliki satu unsur, yaitu benda atau materi              saja. Misalnya, batu, kayu, dan meja.
2)   Makhluk Tuhan yang memiliki dua unsur, yaitu benda dan hidup.   Misalnya, tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.
3)   Makhluk Tuhan yang memiliki tiga unsur, yaitu benda, hidup, dan  naluri/ instink. Misalnya, binatang, temak, kambing, kerbau, sapi, dan ayam.
4)   Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, naluri/instink, dan akal budi. Misalnya, manusia merupakan makhluk yang memiliki keunggulan dibanding dengan makhluk yang lain karena manusia memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, instink, dan naluri.
b.   Hakikat Manusia
        Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
c.    Karakteristik Manusia Sebagai Mahluk Individu
        Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau menjadi dirinya sendiri, sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena dengan adanya individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari adanya individualitas pada diri setiap insan.
2.      Manusia sebagai makhluk sosial
     Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
     Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
a.    Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
        Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:

1)   Dorongan untuk makan
2)   Dorongan untuk mempertahankan diri
3)   Dorongan untuk melangsungkan jenis

        Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
b.   Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial
        Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar.
3.      Manusia sebagai makhluk etika
    Hal yang terpenting untuk membangun pemahaman suatu ilmu secara utuh bisa dilakukan dengan mencari asal-usul, alasan,dan segala hal terkait dengan perkembangan ilmu tersebut.Begitu juga dengan istilah-istilah yang muncul berkaitan dengan definisi suatu cabang keilmuan tertentu yang harus ada kesimpulan yang membawa alasan mengapa istilah itu dimunculkan.Dengan mengetahui perkembangan istilah tersebut setiap orang mampu memahami hal yang dimaksudkan istilah tersebut secara menyeluruh,bukan hanya mengartikannya secara sembarang atau berpendapat menggunakan istilah tersebut semaunya sendiri.Meskipun istilah tersebut mengalami perubahan makna harus diterangkan bagaimana proses perubahan istilah tersebut terjadi dikaitkan dengan berbagai aspek,salah satunya aspek penggunaannya.Dalam memahami Urgensi Pemahaman etika dan estetika budaya,kita harus memahami perkembangan dari dua istilah etika dan estetika.
Etika berasal dr kata Yunani,yaitu Ethos,secara etimologis etika adalah ajaran tentang baik buruk. Etika sama artinya dengan moral (mores dalam bahasa latin) yang berbicara tentang peredikat nilai susila,atau tidak susila,baik dan buruk.
Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika yaitu :
a.         Etika dalam nilai-nilai atau norma untuk pegangan seseorang atau  kelompok orang    dalammengatur tingkah laku.
b.        Etika dalam kumpulan asas atau moral (dalam arti lain kode etik)
c.         Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk artinya daalam filsafat moral.
                        Etika pada pada perkembangannya terbagi atas usaha untuk melakukan perbuatan baik dan usaha untuk keindahan sehingga menimbulkan rasa senang terhadap suatu kebaikan.Sedangkan Estetika sendiri merupakan pemisahan dari  pengertian  Etika yang mengkhususkan pada usaha untuk keindahan saja.
4.   Manusia sebagai makhluk agama
            Aspek keberagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia  yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini terdapat pada manusia manapun, baik dalam rentan waktu (dulu-sekarang-akan datang) maupun dalam rintang geografis dimana manusia berada. Keberagamaan menyiratkan adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama.
            Dilain pihak, Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan telah menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan manusia agar manusia beriman dan bertaqwa kepadaNya. Manusia hidup beragama karena agama menyangkut masalah-masalah yanag bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagamaan akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-masing individu. Hal ini baik berkenaan dengan sistem keyakinannya, sistem peribadatan maupun berkenaan dengan pelaksanaan tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam.
   C.     Hakekat Pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.
   D.    Pengertian Pendidikan Menurut Pakar Luar Negeri Dan Dalam Negeri
1.      Pengertian Pendidikan Menurut Pakar Luar Negeri
a.    John Dewey memaknai pendidikan sebagai proses pembaruan makna-makna pengalaman lewat transmisi insidental dan intensional. Dengan usaha demikian, pendiidkan membantu manusia merealisasikan segala kemampuan yang ada dalam dirinya untuk menjad pribadi yang mandiri. Ialah sesuatu yang penting harus pula kelihatan dalam kegunaannya. Oleh Karena itu pertanyaan what is harus dikembangkan menjadi what for dalam filsafat praktis. “Menurut John Dewey, kita harus sanggup bertindask, tidak selalu terjerumus dalam pertengkaran ideologis yang mandul tanpa isi, melainkan berusaha memecahkan masalah dengan tindakan konkrit,”
b.   Prof. Lodge dalam buku “Philosophy of Education” menyatakan “Perkataan pendidikan kadang-kadang dipakai dalam pengertian yang luas dan pengertian sempit. Dalam pengertian luas pendidikan adalah semua pengalaman, dapat dikatakan juga bahwa hidup adalah pendidikan atau pendidikan adalah hidup. Pengertian pendidikan secara sempit adalah pendidikan dibatasi pada fungsi tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu kepada warga masyarakat generasi berikutnya”.
c.    Menurut Brubacher dalam bukunya “Modern Philosophies of Education, “Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan alam semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusiawi, moral, intelektual dan jasmani oleh dan untuk kepribadian individunya serta kegunaan masyarakatnya yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya.
d.   Sedangkan menurut Freire hakekat pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan tekhnik pengajaran bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana tekhnologi lainnya yang ditawarkan seseuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun. Namun sebagai sebuah praksis sosial, pendidikan berupaya memberikan bantuan membebaskan manusia di dalam kehidupan objektif dari penindasan yang mencekik mereka
2.    Pengertian Pendidikan Menurut Pakar Dalam Negeri
a.    Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
b.   Menurut Raka Joni (1985:2) hakikat pendidikan adalah :
1)      Pendidikan merupakan interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan antara kedaulan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2)      Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubhn yang semakin pesat.
3)      Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4)      Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5)      Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
c.    Mudyahardjo ( 2001:91 ) menegaskan bahwa asumsi pokok pendidikan adalah :
1)      Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dab lingkungan belajarnya.
2)      Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yan baik atau norma-norma yang baik.
3)      Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
d.   Menurut Bojonegoro : Mendidik adalah memberi tuntunan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai tercapai kedewasaan
e.    Darmaningtyas mengatakan tentang difinisi pendidikan yaitu pendidikan sebagai usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik.
f.    Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan adalah bimbingan. Pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.





















BAB III
PENUTUP
    A.    Kesimpulan
            Manusia adalah makhluk religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yang dipercayai yang didapatkan melalui bimbingan nabi demi kemaslahatan dan keselamatannya. Manusia sebagai makhluk beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya menurut agama masing-masing, Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi. . Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia. Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
B.     Saran
            Kita sebagai mahluk yang individu dan sosial sebaiknya menjaga tingkah laku hidup yang rukun sebagai mahluk yang bermasyarakat dan kita sebagai umat atau manusia yang beragama sebaiknya kita kerjakan apa kewajiban kita sesuai dengan agama dan kepercayaan kita masing-masing dan kita harus saling menghormati dan menghargai umat seagama maupun agama yang lain.




DAFTAR PUSTAKA
Muliadi, 20 oktober 2016:Dasar dasar ilmu pendidikan:http//www.mulyadirevender55.Blogspot.com/2016/10/hakikat-manusia.html. diakses:29 agustus 2019-08-29

Khofiyah henik nur, 09 desember 2017:Hakikat manusia sebagai sebagai makhluk individu,sosial,susila,dan religi dalam pendidikan:http://www.catatan-henik.blogspot.com/2017/12/hakikat-manusia-sebagai-makhluk.html.di akses:29 agustus 2019

Patra fridaya tomi.13 oktober 2010. Hakikat pendidikan:http://www.triatra.wodpres.com/2010/10/13/601/. Di akses:29 agustus 2019

1 komentar: